Sepulang suami dan dua putri kecilku dari musholla melaksanakan sholat Isya" berjamaah, kami berempat berkumpul di ruang kerja suami. Aku dan suami duduk berdua didepan komputer, membaca tulisan Safa, putri ke tiga kami di blog. Dia sedang semangat untuk menulis. Sementara putri kecil kami membuka-buka buku. Ia mengambil beberapa buku kami untuk dibuka-buka, membaca buku katanya dengan semangat.
Suami menuntunku memposting komentar untuk tulisan Safa. Selesai memposting aku melihat-lihat lagi blog Safa. Tiba-tiba aku tertarik sekali dengan sebuah gambar bunga. Bunga kamboja. Teringat dua tanah makam di dekat kampung halaman. Satu pemakaman tempat keluarga bapak dan ibu dimakamkan, satu lagi pemakaman yang kadang-kadang aku lewati sepulang sekolah. Dua pemakaman ini banyak ditanami pohon kamboja. Aku suka memunguti bunga - bunga kamboja yang berjatuhan di tanah makam itu.
Dulu, pada waktu saya masih di TK sampai saya SD, setiap Kamis sore, bapak mengajak saya ke makam keluarga. Pemakaman ini terletak di lereng gunung kecil yang dinamai Gunung Gana karena di puncaknya dulu ditemukan arca Gana. Di tanah makam itu mbah kakung, mbah putri, saudara mbah, pak de, pak lik, bu lik dan keponakan saya dimakamkan. Enam tahun yang lalu bapak dimakamkan di situ juga.
Bapak dan aku biasanya mencabuti rumput liar yang tumbuh di sela-sela makam. Setelah itu bapak akan merapikan tanaman yang di tanam di sekeliling pemakaman atau memangkas tanaman yang terlalu tinggi menurut bapakdan memeriksa kondisi makam. Biasanya aku menunggu bapak selesai kerja sambil bermain atau mengumpulkan bunga - bunga kamboja yang berjatuhan di makam. Bunga - bunga itu akan aku bawa pulang. Baunya yang harum membuat aku menyukainya. Di rumah bunga - bunga itu biasanya akan aku rangkai unuk mainan.Setelah menyapu, aktivitas aku dan bapak di pemakaman ditutup dengan berdoa untuk anggota keluarga yang dimakamkan di situ.
Bapak tahu untuk mendoakan kakek nenek yang telah meninggal tidak harus pergi ke pemakaman. Sehabis sholat wajib adalah salah satu waktu yang diajarkan agama kepada anak-anak untuk mendoakan orang tuanya, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Maka bapak tidak pernah memaksa aku atau anak-anak beliau yang lain untuk ikut ke pemakaman. Bapak mengajak ke pemakaman untuk mengingatkan anak-anak terhadap orang tua yang telah meninggal dan mengingatkan bahwa suatu saat kita juga akan dimakamkan. Terima kasih Bapak. Ya Allah terimalah semua amal baik bapak dan ampunilah dosa bapak. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.
Suami menuntunku memposting komentar untuk tulisan Safa. Selesai memposting aku melihat-lihat lagi blog Safa. Tiba-tiba aku tertarik sekali dengan sebuah gambar bunga. Bunga kamboja. Teringat dua tanah makam di dekat kampung halaman. Satu pemakaman tempat keluarga bapak dan ibu dimakamkan, satu lagi pemakaman yang kadang-kadang aku lewati sepulang sekolah. Dua pemakaman ini banyak ditanami pohon kamboja. Aku suka memunguti bunga - bunga kamboja yang berjatuhan di tanah makam itu.
Dulu, pada waktu saya masih di TK sampai saya SD, setiap Kamis sore, bapak mengajak saya ke makam keluarga. Pemakaman ini terletak di lereng gunung kecil yang dinamai Gunung Gana karena di puncaknya dulu ditemukan arca Gana. Di tanah makam itu mbah kakung, mbah putri, saudara mbah, pak de, pak lik, bu lik dan keponakan saya dimakamkan. Enam tahun yang lalu bapak dimakamkan di situ juga.
Bapak dan aku biasanya mencabuti rumput liar yang tumbuh di sela-sela makam. Setelah itu bapak akan merapikan tanaman yang di tanam di sekeliling pemakaman atau memangkas tanaman yang terlalu tinggi menurut bapakdan memeriksa kondisi makam. Biasanya aku menunggu bapak selesai kerja sambil bermain atau mengumpulkan bunga - bunga kamboja yang berjatuhan di makam. Bunga - bunga itu akan aku bawa pulang. Baunya yang harum membuat aku menyukainya. Di rumah bunga - bunga itu biasanya akan aku rangkai unuk mainan.Setelah menyapu, aktivitas aku dan bapak di pemakaman ditutup dengan berdoa untuk anggota keluarga yang dimakamkan di situ.
Bapak tahu untuk mendoakan kakek nenek yang telah meninggal tidak harus pergi ke pemakaman. Sehabis sholat wajib adalah salah satu waktu yang diajarkan agama kepada anak-anak untuk mendoakan orang tuanya, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Maka bapak tidak pernah memaksa aku atau anak-anak beliau yang lain untuk ikut ke pemakaman. Bapak mengajak ke pemakaman untuk mengingatkan anak-anak terhadap orang tua yang telah meninggal dan mengingatkan bahwa suatu saat kita juga akan dimakamkan. Terima kasih Bapak. Ya Allah terimalah semua amal baik bapak dan ampunilah dosa bapak. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar