Hari Senin ini, adalah hari pertama Kamila masuk sekolah di SD. Sejak Sabtu malam dia sudah siap-siap. Dia minta saya mempersiapkan segala peralatan sekolah yang harus dibawa hari Senin ini. Sambil belajar membaca, Mila memeriksa peralatan yang sudah saya siapkan bersamanya. Kemampuan membaca Mila sebenarnya belum begitu lancar, tetapi Mila sudah minta untuk dimasukkan di SD dan kebetulan SDIT-TIS dekat perumahan kami mau menerimanya, jadilah Mila tahun ini masuk sekolah di SD. Harapan kami ustadz dan ustadzahnya, begitu panggilan kepada pak guru dan bu guru di SDIT tempat Mila sekolah, bisa memahami dan membimbing Mila.
Dari malam Senin, Mila sudah tidak sabar menunggu hari pertama sekolahnya di SD. Dia tidak tidur-tidur, memikirkan hari pertama sekolahnya, sehingga ayahnya sampai berulang kali menyuruhnya agar cepat tidur. Alhamdulillah, Mbak Safa berhasil mengajak adik Mila tidur. Paginya, sewaktu dibangunkan Mbak Safa, Mila tidak mau bangun. "Mila mau bangun sendiri. Mila tidak mau dibangunin,"kata Mila. Dan setelah Mbak Safa pergi, Mila segera bangun sendiri. Ayahnyapun segera memandikannya, membantu mengenakan baju seragam dan kaos kaki yang sudah disiapkan Mbak Lia dan Mbak Nida. Sementara saya mempersiapkan sarapan untuk anak-anak. Wah Senin pagi ini menjadi pagi yang sibuk, indah dan menggembirakan bagi kami sekeluarga. Ternyata tidak hanya saya dan suami yang menantikan hari pertama Mila sekolah, tetapi juga kakak-kakaknya, Mbak Lia dan Mbak Nida yang masih libur, serta Mbak Safa, semua ingin melihat hari pertama adiknya sekolah di SD.
Sehabis Mila dan Safa makan pagi, saya dan suami mengantarkannya ke sekolah sekalian suami berangkat ke kantor. Senangnya kedua anakku ini, yang satu ingin segera melihat ustadz, ustadzah dan teman barunya, yang satu ingin segera mengetahui masuk ke kelas apakah tahun ini. Karena hari pertama masuk, saya antar Mila sampai ke ustadzahnya (Wali kelasnya), saya pasrahkan ke ustadzahnya, baru saya tinggal pulang untuk membereskan pekerjaan rumah. Saya berharap Mila tidak menangis atau rewel di sekolah. Tiga hari pertama, sekolah Mila sampai jam 11.00. Karena pekerjaan rumah yang hari Senin ini harus saya kerjakan agak banyak, saya agak terlambat menjemput Mila. Saya sudah kawatir Mila menangis atau ngambek, ternyata Alhamdulillah, Mila saya lihat dengan tenangnya menunggu saya duduk di depan kelasnya. Aku cium dan aku jabat tangannya dan aku tanyakan bagaimana sekolahnya. Mila menjawab dengan tersenyum. Setelah bertemu wali kelasnya (ustadzah Atik atau Miss Atik kata Mila) dan mengobrol sebentar, kami pamit pulang. Di sepanjang perjalanan Mila banyak cerita tentang teman-teman barunya, kelihatannya hari pertama sekolahnya ini menyenangkan hatinya. Itulah salah satu harapan kami, anak-anak kami merasa bahagia dan senang di sekolahnya.
Dari malam Senin, Mila sudah tidak sabar menunggu hari pertama sekolahnya di SD. Dia tidak tidur-tidur, memikirkan hari pertama sekolahnya, sehingga ayahnya sampai berulang kali menyuruhnya agar cepat tidur. Alhamdulillah, Mbak Safa berhasil mengajak adik Mila tidur. Paginya, sewaktu dibangunkan Mbak Safa, Mila tidak mau bangun. "Mila mau bangun sendiri. Mila tidak mau dibangunin,"kata Mila. Dan setelah Mbak Safa pergi, Mila segera bangun sendiri. Ayahnyapun segera memandikannya, membantu mengenakan baju seragam dan kaos kaki yang sudah disiapkan Mbak Lia dan Mbak Nida. Sementara saya mempersiapkan sarapan untuk anak-anak. Wah Senin pagi ini menjadi pagi yang sibuk, indah dan menggembirakan bagi kami sekeluarga. Ternyata tidak hanya saya dan suami yang menantikan hari pertama Mila sekolah, tetapi juga kakak-kakaknya, Mbak Lia dan Mbak Nida yang masih libur, serta Mbak Safa, semua ingin melihat hari pertama adiknya sekolah di SD.
Sehabis Mila dan Safa makan pagi, saya dan suami mengantarkannya ke sekolah sekalian suami berangkat ke kantor. Senangnya kedua anakku ini, yang satu ingin segera melihat ustadz, ustadzah dan teman barunya, yang satu ingin segera mengetahui masuk ke kelas apakah tahun ini. Karena hari pertama masuk, saya antar Mila sampai ke ustadzahnya (Wali kelasnya), saya pasrahkan ke ustadzahnya, baru saya tinggal pulang untuk membereskan pekerjaan rumah. Saya berharap Mila tidak menangis atau rewel di sekolah. Tiga hari pertama, sekolah Mila sampai jam 11.00. Karena pekerjaan rumah yang hari Senin ini harus saya kerjakan agak banyak, saya agak terlambat menjemput Mila. Saya sudah kawatir Mila menangis atau ngambek, ternyata Alhamdulillah, Mila saya lihat dengan tenangnya menunggu saya duduk di depan kelasnya. Aku cium dan aku jabat tangannya dan aku tanyakan bagaimana sekolahnya. Mila menjawab dengan tersenyum. Setelah bertemu wali kelasnya (ustadzah Atik atau Miss Atik kata Mila) dan mengobrol sebentar, kami pamit pulang. Di sepanjang perjalanan Mila banyak cerita tentang teman-teman barunya, kelihatannya hari pertama sekolahnya ini menyenangkan hatinya. Itulah salah satu harapan kami, anak-anak kami merasa bahagia dan senang di sekolahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar