Hari Senin 20 April 2009, seluruh siswa MA/SMA/SMK, seluruh Indonesia, insya Allah akan mengikuti Ujian nasional (UN). Saya kebetulan mendapat tugas mengawas di SMA lain, bersama beberapa teman. Hari Rabu kemarin, kami para guru yang akan menjadi pengawas ujian di undang rapat di sekolah. salah satu pesan pimpinan sekolah pada para guru yang akan menjadi pengawas adalah harus bersikap ramah dan murah senyum kepada para siswa agar mereka tidak tegang.
Sampai rumah saya merenung dan mencoba berpikir. Apakah kalau ada siswa peserta ujian yang ketahuan curang atau tidak jujur, aku juga harus tetap bersikap ramah dan tersenyum. Saya jadi teringat, kepada murid saya sendiri yang waktu itu ketahuan meminta jawaban kepada temannya dan menyontek pada waktu test, kertas jawabannya langsung saya beri tanda silang. Dan wajah tidak senang langsung saya perlihatkan. Saya merenung dan mencoba memikirkan kembali sikap keras saya terhadap murid saya yang ketahuan tidak jujur pada waktu test. Akhirnya saya menyadari bahwa sikap saya pada waktu itu kasar dengan langsung memberi tanda silang pada lembar jawaban siswa, walaupun saya sebelumnya sudah mengingatkan murid supaya jujur. Ya, sikap saya disertai dengan emosi dan keluhan, "Mengapa sulit mengajak siswa berbuat jujur (pada waktu test), tidak nyontek atau tidak kerjasama. Apakah karena gurunya (saya, maksudnya) kurang jujur."
Malam ini saya membuka-buka buku "Quantum Teaching, 38 Langkah Belajar Mengajar EQ Cara Nabi Saw,"tulisan Fuad bin Abdul Aziz Al Syalhub. Terbacalah olehku bahwa seorang guru itu harus lemah lembut serta lapang dada dalam menanggapi kekurangan muridnya. Bertutur kata yang halus, serta wajah yang ramah. Sabar dan dapat mengekang hawa nafsu. Allah berfirman dalam Al Qur'an surah Al Imran ayat 159 yang artinya ;
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."
Mungkin harusnya pada waktu itu saya minta izin dulu pada mereka, untuk menyilang lembar jawabannya, atau mereka yang dipersilahkan untuk menyilang sendiri lembar jawabannya karena sudah berlaku tidak jujur. Walaupun setelah kejadian itu, menurut pengamatan saya tingkat kejujuran murid (terutama pada waktu test) meningkat, tetapi tegas tidak harus kasar, tegas bisa disampaikan dengan kelembutan. Semoga aku selalu ingat akan hal ini dan bisa mengamalkannya.