Hari ini anakku Safana minta izin untuk tidak masuk sekolah. "Safa capai sekali Mama", kata Safa anakku. Kemarin Safa mengikuti acara sekolahnya jalan-jalan ke peternakan lebah di Cibubur. Berangkat dari rumah 06.45 dan hampir jam 5 sore baru sampai rumah lagi. Dan dia bilang ada sari awan di mulutnya. Dengan pertimbangan itu akhirnya saya izinkan dia tidak masuk sekolah. Tapi dengan syarat di rumah tidak boleh nonton TV, menulis tentang jalan-jalannya ke peternakan lebah, membaca-baca buku pelajaran dan tidak boleh kebanyakan tidur. Karena menurut buku kesehatan yang saya baca, terlalu banyak tidur akan melemahkan badan, pikiran dan jiwa. Tanpa mengajukan protes, Safana setuju.
Sambil makan pagi bersama, Safana cerita banyak tentang jalan-jalannya ke peternakan lebah. Tentang macam-macam lebah, cara hidup lebah, pembagian tugas pada kelompok lebah, makanan lebah, madu dan pengobatan dengan sengatan lebah. Dengan serius aku dengarkan ceritanya sambil sekali-sekali bertanya. Terus terang tidak banyak pengetahuanku tentang lebah. Jadi pagi ini sambil menemani anak makan saya dapat tambahan ilmu tentang lebah. Sambil menyelam minum air. Pagi ini saya menjadi murid, Safana menjadi guru mamanya tanpa dia sadari.
Selesai makan, saya mengingatkan Safana untuk segera menulis cerita sesuai yang dia janjikan. Karena kebetulan hari ini saya sedang libur mengajarnya,saya menunaikan tugas mencuci sambil merapikan rumah. Jadi sambil menunggu cucian di rendam, saya rapikan rumah. Sambil menunggu cucian dibilas saya mengepel lantai. Saya tengok Safana ternyata sudah selesai menulis satu cerita, dia minta tolong saya untuk mem-posting-kan tulisannya. Dia ingin melihat dan mempelajari cara memposting agar bisa mem-posting sendiri tulisannya. Gantian deh, sekarang Safana jadi murid, aku jadi guru. Orang tua dan anak kadang kadang perlu bertukar tempat, mungkin.
Selesai memposting tulisan Safana. Saya ingin menulis juga. Safana ingin sekali saya menulis tentang kucing, agar rasa tidak suka saya kepada kucing berkurang atau hilang pelan-pelan berubah menjadi sayang. Saya bilang, "Mama bukan tidak suka sama kucing nak. Mama hanya tidak suka kalau kucing sedang nakal." Safa menjawab, "Safa tahu kucing suka nakal, tapi Safa tetap sayang sama kucing." Jadi menurut Safana kalau benar-benar sayang kucing itu adalah tetap sayang walaupun kucingnya suka nakal. Jadi guru mamanya lagi dech anakku. Terima kasih anakku.