MER-C

23 Februari 2009

Etika Tidur

Hari Jum'at malam saya tidur terlalu malam. Sabtu pagi saya pergi mengajar dalam keadaan badan yang kurang segar. Sehingga mengajarnyapun kurang optimal. Pulangnya beberapa kali tertidur di mobil angkutan. Sampai rumah akhirnya saya ingin sekali membaca hal-hal yang berhubungan dengan tidur, untuk kembali mengingatkan diri.

Allah berfirman dalam surah An-Naba' ayat 9: "Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat". Dalam kamus bahasa Indonesia Amran YS Chaniago, tidur adalah merebahkan badan dan memejamkan mata sampai hilang kesadaran dalam waktu tertentu. Tidur sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Ternyata kebiasaan tidur kita mempengaruhi kesehatan jiwa dan raga kita. Maka Rasulullahpun memberi contoh tata cara tidur yang baik.

Dari buku Cara Nabi Mendidik Anak, tulisan Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid yang diterjemahkan oleh Hamim Thohari dan kawan-kawan ditulis bahwa hendaknya kita tidur setelah Shalat 'Isya atau jangan sampai tidur larut malam dan bangun sebelum subuh. Dokter Mohammad Ali Toha Assegaf dalam buku Smart Healing menuliskan bahwa Rasulullah saw memberikan contoh tidur tidak terlalu malam dan bangun sepertiga ataupun dua pertiga malam. Dan ternyata para ahli kesehatan belakangan ini menemukan bahwa tidur terlalu lama dapat mengganggu kesehatan. Sebagian dari mereka menyarankan agar orang bangun dari tidurnya setiap empat jam sekali agar tidak terjadi penggumpalan energi yang menyebabkan pegal dan linu pada daerah tertentu. Kitapun akan merasakan badan lemah, pikiran dan perasaan yang tidak enak kalau tidur terlalu lama.

Bangun tidur sebelum waktu subuh. Dalam Riadhus Shalihin tertulis hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Muslim yang artinya :
Aisyah ra berkata : "Nabi saw biasa shalat pada waktu malam sebelas rakaat dan apabila terbit fajar shalat dua rakaat yang ringan, kemudian berbaring diatas pinggang yang kanan hingga datang mu'adzin yang memberi tahu datangnya waktu subuh".
Dalam hadist lain riwayat Imam Al Baihaqi dalam buku Cara Nabi mendidik anak disebutkan bahwa Rasulullah saw berkunjung ke rumah Fatimah ra pada waktu pagi. Beliau mendapati putrinya sedang tidur. Kemudian beliau membangunkannya seraya bersabda kepada putrinya,"Bangunlah, lalu saksikan rezeki Rabbmu".
Dini hari udaranya segar dan bersih . Hal ini akan menyegarkan tubuh dan tubuh yang segar akan mampu melawan berbagai macam penyakit. Orang yang terbiasa menghirup udara segar dini hari sambil melaksanakan shalat, tanpa disadari tubuhnya akan semakin segar dan sehat.

Posisi tidur yang baik adalah miring kekanan dan juga boleh tidur terlentang. Hadist yang memberitahukan kita tentang posisi tidur Rasulullah diantaranya adalah :
1. Al Barra' bin Azib ra berkata :"Rasulullah saw mengajarkan kepada saya;"Jika kau akan tidur tidur maka wudhu'lah bagaikan kau akan sholat, kemudian berbaring atas pinggang kanan dan bacalah doa ini dan jadikanlah bacaan doa itu yang terakhir dari bacaanmu (HR Bukhari dan Muslim dalam Riadhus Shalihin)
2. Hudzaifah ra berkata :"Adalah Nabi saw jika akan tidur di waktu malam meletakkan tangan kanan di bawah pipinya kemudian membaca:"Allahummabismika amutu wa ahya", dan apabila bangun tidur membaca:"Alhamdulillahillaadzi ahyaana ba'da ma amatana wailaihin nusyur. (HR Bukhary dalam Riadhus Shalihin)
3. Abdullah bin Jazid ra berkata bahwa ia telah melihat Rasulullah saw terlentang di masjid sambil meletakkan satu kaki diatas yang lain.(HR Bukhary dan Muslim dalam Riadhus Shalihin)
Menurut dr. Mohammad Ali Assegaf dalam bukunya Smart Healing posisi tidur miring ke kanan akan menjaga jantung dan lambung yang merupakan dua organ besar yang vital dari penekanan. Sedang penggunaan tangan kanan untuk mengganjal kepala adalah agar bahu kanan tidak terbebani.

Rasulullah tidak senang dengan tidur tengkurap. Dalam suatu hadist dalam kitab Riadhus shalihin disebutkan :
"Abdullah bin Jazid ra berkata bahwa ia telah melihat Rasulullah saw terlentang di masjid sambil meletakkan satu kaki di atas yang lain."
Titik Puspa pernah mengatakan bahwa dengan tidur terlentang, menghindari tidur tengkurap kecantikan kulit mukanya terjaga. Kerampingan perutnyapun terjaga.

Dalam buku Smart Healing, dr M Ali assegaf menganjurkan jangan tidur sehabis shalat ashar, karena ada hadist yang menyatakan larangan tidur sehabis shalat ashar. Meskipun saya belum menemukan hadistnya tetapi saya mempunyai pengalaman dengan tidur sehabis shalat ashar ini. Sewaktu duduk di kelas satu SMA, saya tinggal di rumah kost bersama teman-teman sekolah. Kampung tempat rumah kost saya, sumur-sumurnya banyak berkurang airnya pada musim kemarau, sehingga hanya cukup untuk memasak. Untuk mandi dan mencuci baju kami harus pergi mata air-mata air di tebing-tebing pinggir sungai yang jaraknya agak jauh dari rumah kost. Agar tidak terlihat orang kami biasanya mandi sebelum subuh atau sehabis maghrib Pada suatu hari, sehabis shalat ashar saya tidur. Begitu terbangun, saya berpikir bahwa hari sudah pagi dan saya kesiangan teman-temanpun sudah pergi ke sungai semua. Tanpa pikir panjang saya ambil peralatan mandi dan setengah berlari menyusul ke sungai. Sampai di kebun bambu saya berpapasan dengan teman-teman. Mereka tersenyum. Kelihatannya mereka belum mandi, tapi mengapa sudah pulang. Dengan penasaran dan kebingungan saya bertanya, " Lho kok belum mandi, mau sekolah?". "Sekolah?", mereka balas bertanya dengan tatapan heran. Mereka menjadi tahu kalau saya baru bangun tidur, masih kebingungan dan menyangka hari sudah pagi. Akhirnya saya tersadar bahwa hari menjelang magrib. Kami semua tertawa. Sayapun ikut kembali pulang ke rumah kost.

Dokter M Ali Assegaf juga menuliskan bahwa dalam suatu hadist Rasulullah juga menganjurkan tidak tidur segera sehabis makan, karena tidur sehabis makan akan membuat hati menjadi keras. Dan menurut kedokteran modern, tidur dalam keadaan pencernaan makanan belum selesai akan berbahaya bagi kesehatan, yaitu mengganggu proses pencernaan. Saya juga pernah membaca bahwa jalannya makanan dari lambung ke usus adalah karena gaya gravitasi berarti perlu perbedaan tinggi antara lambung dan usus. Jika orang dalam keadaan tidur, lambung dan usus dalam posisi sama tinggi, ini menyebabkan makanan tertahan di lambung, tidak bisa berjalan ke usus. Hal ini akan mengganggu proses pencernakan makanan dan mengganggu kenyenyakan tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Math of The Day


Widgets and Templates

Bermain Sudoku.... Siapa Takut..?

Belanja...? Klik saja...