MER-C

06 Februari 2009

Setiap Kamis Pagi Di Jalan Kota Tempat Tinggalku

Setiap hari Kamis, Jum'at dan sekarang ditambah hari Sabtu, saya ada tugas mengajar di sebuah SMA yang sebenarnya lokasinya dekat dari rumah.Tapi, meskipun dekat kadang butuh waktu lebih dari 30 menit untuk mencapainya. Apa penyebabnya? Kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh ketidaksabaran manusia.

Kebetulan setiap hari Kamis saya mengajar dari jam pertama yaitu jam 6.45, jadi saya harus berangkat pagi. Angkutan kota menjadi tumpuan saya untuk sampai di sekolah. Setiap Kamis pagi itu, begitu angkutan kota keluar dari jalan perumahan ke jalan raya yang menuju pusat kota akan dapat disaksikan banyak orang yang tergesa-gesa seakan-akan hanya dia sendiri yang harus segera sampai ke tujuan. Dari sopir angkutan kota, tukang ojek, pengendara sepeda motor, pengendara mobil pribadi, sampai pejalan kaki sepertinya ingin saling mendahului satu dengan yang lain. Pernah saya agak tersinggung dengan orang yang berjalan di belakang saya yang ingin mendahului saya yang sudah berjalan cepat sesuai kondisi jalan menurut saya dengan cara yang agak tidak sopan. Jadi setiap Kamis pagi itu bukan hanya mobil dan sepeda motor yang kena macet tetapi pejalan kakipun kadang sulit untuk berjalan karena selain badan jalan, tepi jalannyapun kadang dipenuhi kendaraan bermotor (pengendara sepeda motor) yang ingin cepat-cepat sampai tujuan. Kebetulan jalan menuju pusat kota dipotong oleh rel kereta api, sehingga akan dapat disaksikan kemacetan yang parah sebelum dan sesudah rel kereta jika ada kereta api yang baru saja lewat. Sebelum rel kereta badan jalan dipenuhi oleh kendaraan yang akan ke pusat kota sedang setelah rel kereta api badan jalan dipenuhi kendaraan yang dari pusat kota, jarang yang mau antri di belakang kendaraan lain (terutama pengendara sepeda motor).

Saya jadi berpikir, bagaimana dengan anak-anak di kota kecil ini? Hampir setiap hari disuguhi dengan ketergesa-gesaan, ketidaksabaran yang berujung pada ketidakdisiplinan. Naik angkutan kota, naik ojek atau diantar dengan sepeda motor oleh ayah,ibu atau saudaranya diajak nyrobot jalan jatah orang, naik mobil pribadi atau mobil jemputan sekolah terkadang tidak mau antri. Saya kuwatir hal ini akan dianggap sesuatu yang sudah biasa bagi anak-anak sehingga akan berpengaruh pada perilakunya kelak, karena sekarangpun sudah banyak terlihat banyak anak yang tidak disiplin dalam berlalulintas, anak-anak yang dengan tenangnya membuka palang pintu kereta api yang sudah ditutup karena ingin cepat-cepat melintas atau anak-anak yang tidak sabar antri untuk mendapatkan sesuatu di sekolah, atau yang dengan tenangnya melanggar aturan sekolah karena merasa tidak ada guru yang mengawasi.

Saya berharap suguhan ketidaktertiban berlalulintas yang mereka terima hampir setiap hari ini, tidak akan menjadikan mereka menjadi manusia-manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri, yang berpikir yang penting saya dapat, yang penting saya sampai, tidak peduli ada orang lain yang dirugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Math of The Day


Widgets and Templates

Bermain Sudoku.... Siapa Takut..?

Belanja...? Klik saja...