MER-C

14 April 2009

Belajar Logika Matematika

Sudah empat kali pertemuan saya membimbing murid-murid di kelasku yang satu ini untuk belajar logika matematika. Karena di SD maupun di SMP mereka belum pernah dapat pelajaran tentang logika matematika, beberapa dari murid-murid saya berkomentar, "Matematika kok seperti bahasa Indonesia ya, ada kalimat berarti dan kalimat tidak berarti, ada pernyataan dan bukan pernyataan, ada kalimat majemuk segala". Karena termasuk ilmu yang baru mereka pelajari, banyak yang begitu semangat mempelajarinya.

Beberapa murid saya masih juga belum bisa konsentrasi ke pelajaran. Ada yang masih jalan-jalan, ada yang mengajak temannya bercanda terus. Ada yang diam saja dan benar-benar diam saja duduk manis ditempat duduknya . Dan satu lagi ada yang suka jalan-jalan di kelas dan kadang bicaranya agak keras kalau tidak mau dibilang teriak, tetapi selalu mengerjakan tugas dengan selesai dan cukup baik. Saya berusaha untuk memaklumi mereka, karena dari informasi teman-teman sesama pendidik atau dari informasi yang saya dapatkan dari mereka sendiri, beberapa muridku adalah anak-anak yang kurang beruntung. Saya kadang berharap bahwa di tempat lain di Indonesia tidak ada anak-anak istimewa seperti ini. Teman sesama pendidik pernah bilang, kita harus bersukur mereka masih mau datang ke sekolah. Dan saya harus bersukur mereka semua masih cukup sopan kepada guru-gurunya. Satu lagi yang membuat saya memaklumi mereka, saya berpikir bahwa sebenarnya mereka ingin belajar, ingin konsentrasi kepada pelajaran tapi mereka belum bisa. Ada sesuatu yang menghalangi mereka. Orang tua, guru, masyarakat dan kita semua perlu membantu mereka, generasi muda penerus kita-kita.

Pertemuan kemarin kami belajar tentang cara penarikan kesimpulan dengan tiga dasar, yaitu modus Ponens, modus Tollens dan silogisme. Setelah saya memberikan pengantar dan penjelasan anak-anak saya suruh membuat contoh-contoh penarikan kesimpulan sendiri. Tidak disangka dengan contoh-contoh yang mereka buat, mereka dapat mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka, tentang kami guru-gurunya, tentang temannya, tentang sekolah, tentang negara, tentang keadaan masyarakat dan tentang diri mereka sendiri. Saya bahagia sekali.

Saya mengingat-ingat dua pertemuan sebelumnya. Terutama pada waktu membuat contoh kalimat majemuk konjungsi, disjungsi , implikasi dan biimplikasi ada beberapa yang membuat kalimat yang isinya dapat mengingatkan temannya yang lalai atau yang dapat memotivasi dirinya. Dan pada waktu bersama-sama menentukan kebenaran dari suatu pernyataan, kebetulan pernyataan-pernyataan yang kita buat yang berhubungan dengan mereka, anak-anak begitu semangatnya. Saya jadi berpikir kalau belajar logika matematika dapat sekaligus dipakai untuk belajar sosial , geografi, sejarah dan yang penting yaitu perbaikan akhlak murid-murid (mungkin juga gurunya) dan pemberian motivasi. Dan saya senang karena ada anak yang bilang bahwa logika matematika itu mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Math of The Day


Widgets and Templates

Bermain Sudoku.... Siapa Takut..?

Belanja...? Klik saja...