MER-C

08 Mei 2009

Anakku Sakit Cacar Air

Hari Kamis minggu kemarin, Bu Guru Tari, ibu guru dari Kamila, anak kami yang ke empat, telepon ke rumah kami. Bu Tari mengabarkan jika Kamila sakit di sekolah, badannya agak panas. Beliau menduga Kamila terkena cacar air karena ada beberapa benjolan kecil berisi cairan bening di tubuhnya. Karena saat itu saya harus mengajar, saya minta tolong kepada Bu Tari supaya sekolah mengantar Kamila pulang, kebetulan Mufida, anak sulung kami sedang libur dan suami saya masih di rumah. Saya sampaikan kepada suami dan anak sulung kami kalau Kamila mau diantar pulang. Saya berpesan ke Mufida supaya nanti adik Kamila seluruh tubuhnya di balur dengan jelli teripang mas atau ketimun laut dan diminumkan juga satu sendok makan. Alhamdulillah anak sulungku sudah cukup dewasa, sudah dapat menjaga dan merawat adik-adiknya. Jadi saya dapat mengajar dengan cukup tenang.

Begitu sampai di rumah lagi, langsung kudekati si kecil Kamila yang sedang bermain dengan kakaknya. Aku sentuh badannya, memang agak panas. Aku periksa tubuhnya, terlihat benjolan-benjolan kecil berisi cairan bening di dada dan punggungnya, beberapa di tangan kaki dan muka, ada juga di kulit kepala. Ada juga bintik-bintik merah. Karena aku dan ketiga anakku yang lain pernah terkena cacar air, ibu gurunya baru saja terkena cacar air dan Kamila bercerita, kalau beberapa temannya di sekolah juga terkena cacar air, aku dapat memastikan kalau Kamila terkena cacar air. Kutanyakan kepada anak sulungku Mufida apakah Kamila sudah di balur dengan jelly teripang dan sudah diminumi? Anak sulungku menjawab, sudah. Dan sudah makan juga, hanya tidak mau tidur, maunya main saja. Kulihat memang anakku Kamila tetap ceria, seakan-akan dia gembira dengan penyakitnya. Sepertinya tidak merasakan sakit. Pada waktu tetangga sebelah yang suka dia panggil "Bu de Nur" datang nengok, dengan senangnya dia bercerita kalau dia terkena cacar air sambil memperlihatkan benjolan-benjolan bening sebesar biji jagung di tubuhnya. Membuat Bu de Nur nya tertawa. Begitu juga pada waktu kakak Safananya pulang sekolah.

Karena sudah pengalaman sakit cacar dan sudah pernah merawat tiga anak yang terkena sakit cacar, dan kondisi Kamila yang masih ceria hanya agak hangat tubuhnya saja, juga saran dari tetangga yang sudah pengalaman merawat anak banyak untuk tidak perlu berobat ke dokter cukup dirawat sendiri karena katanya akan sembuh dengan sendirinya dan akan memberikan kekebalan pada tubuh, maka kami putuskan untuk tidak membawa Kamila ke dokter. Kami baluri tubuh Kamila dengan jelli dari teripang mas, juga kami meminumkan 3 x 1 sendok makan sehari untuk menurunkan panas tubuhnya.

Hari Jum'at, saya terpaksa izin untuk tidak mengajar dulu, karena ingin menemani Kamila yang untuk sementara tidak boleh keluar rumah dulu supaya tidak menulari temannya. Kebetulan juga anak sulungku sudah harus kembali ke pondoknya. Sambil menemani Kamila bermain, saya cari-cari informasi tentang cacar air di internet maupun di buku. Terus terang sebelum ini saya merawat anak yang terkena cacar air tanpa informasi yang jelas dan pasti, hanya menurut saran dokter, saudara, teman atau tetangga. Jadi beramal tanpa ilmu. Alhamdulillah, saya dapatkan informasi tentang penyakit cacar air, dari penyebab, cara penularan, gejala-gejala, perawatan, pengobatannya, proses penyembuhannya dan lain-lain. Akhirnya kami mantapkan hati untuk merawat Kamila dengan cara sebagai berikut :
1. Setiap pagi dan sore kami mandikan dan keramasi dengan sabun antiseptik. Selesai mandi kami keringkan tubuhnya dengan handuk pelan-pelan dan lembut.Kami baluri tubuhnya dengan jelli teripang emas. Menjelang tidur malam juga kami baluri.
2. Kami pakaikan baju yang tidak menambah panas/gerah.
3. Kami minumi tiap hari jelli teripang emas 3x 1sendok makan, madu 3 x 1/2 sendok makan dengan 3 tetes minyak habassaudah, kadang juga di tambah sari kurma 1 sendok makan.
4. Kami jaga agar tidak keluar-keluar rumah dulu.
5. Makan dan minum seperti biasa.

Hari Jum'at malam tubuh Kamila sudah tidak panas lagi, hari Sabtu bisul-bisul cacar airnya sudah mulai mengering. Hari Ahad kami berani membawanya menengok kakak Nidanya, anak ketiga kami yang bersama kakak Mufidanya sekolah di pesantren. Walaupun di pesantren tidak kami perbolehkan mendekati dan masuk asrama kakaknya. Hanya kami perbolehkan bermain-main di taman. Hari Kamis kemarin (hari ke delapan) bahkan sudah banyak yang lepas/mengelupas. Hari ini, kalau dilihat secara sepintas tidak terlihat lagi bekas-bekasnya. Alhamdulillah

Ternyata kemarin dari informasi tetangga yang anaknya satu TK dengan Kamila, di kelompok Kamila dari dua belas anak hanya 3 orang yang masuk karena pada terkena cacar air termasuk juga guru kelompoknya.

1 komentar:

  1. hehehe........... Ummi memang top, merawat adik mila :)
    Terima kasih Ummi :) :)

    BalasHapus

Math of The Day


Widgets and Templates

Bermain Sudoku.... Siapa Takut..?

Belanja...? Klik saja...