MER-C

13 Mei 2009

Gantian Menjadi Guru

Hari ini anakku Safana minta izin untuk tidak masuk sekolah. "Safa capai sekali Mama", kata Safa anakku. Kemarin Safa mengikuti acara sekolahnya jalan-jalan ke peternakan lebah di Cibubur. Berangkat dari rumah 06.45 dan hampir jam 5 sore baru sampai rumah lagi. Dan dia bilang ada sari awan di mulutnya. Dengan pertimbangan itu akhirnya saya izinkan dia tidak masuk sekolah. Tapi dengan syarat di rumah tidak boleh nonton TV, menulis tentang jalan-jalannya ke peternakan lebah, membaca-baca buku pelajaran dan tidak boleh kebanyakan tidur. Karena menurut buku kesehatan yang saya baca, terlalu banyak tidur akan melemahkan badan, pikiran dan jiwa. Tanpa mengajukan protes, Safana setuju.

Sambil makan pagi bersama, Safana cerita banyak tentang jalan-jalannya ke peternakan lebah. Tentang macam-macam lebah, cara hidup lebah, pembagian tugas pada kelompok lebah, makanan lebah, madu dan pengobatan dengan sengatan lebah. Dengan serius aku dengarkan ceritanya sambil sekali-sekali bertanya. Terus terang tidak banyak pengetahuanku tentang lebah. Jadi pagi ini sambil menemani anak makan saya dapat tambahan ilmu tentang lebah. Sambil menyelam minum air. Pagi ini saya menjadi murid, Safana menjadi guru mamanya tanpa dia sadari. 

Selesai makan, saya mengingatkan Safana untuk segera menulis cerita sesuai yang dia janjikan. Karena kebetulan hari ini saya sedang libur mengajarnya,saya menunaikan tugas mencuci sambil merapikan rumah. Jadi sambil menunggu cucian di rendam, saya rapikan rumah. Sambil menunggu cucian dibilas saya mengepel lantai. Saya tengok Safana ternyata sudah selesai menulis satu cerita, dia minta tolong saya untuk mem-posting-kan tulisannya. Dia ingin melihat dan mempelajari cara memposting agar bisa mem-posting sendiri tulisannya. Gantian deh, sekarang Safana jadi murid, aku jadi guru. Orang tua dan anak kadang kadang perlu bertukar tempat, mungkin.

Selesai memposting tulisan Safana. Saya ingin menulis juga. Safana ingin sekali saya menulis tentang kucing, agar rasa tidak suka saya kepada kucing berkurang atau hilang pelan-pelan berubah menjadi sayang. Saya bilang, "Mama bukan tidak suka sama kucing nak. Mama hanya tidak suka kalau kucing sedang nakal." Safa menjawab, "Safa tahu kucing suka nakal, tapi Safa tetap sayang sama kucing." Jadi menurut Safana kalau benar-benar sayang kucing itu adalah tetap sayang walaupun kucingnya suka nakal. Jadi guru mamanya lagi dech anakku. Terima kasih anakku.

08 Mei 2009

Anakku Sakit Cacar Air

Hari Kamis minggu kemarin, Bu Guru Tari, ibu guru dari Kamila, anak kami yang ke empat, telepon ke rumah kami. Bu Tari mengabarkan jika Kamila sakit di sekolah, badannya agak panas. Beliau menduga Kamila terkena cacar air karena ada beberapa benjolan kecil berisi cairan bening di tubuhnya. Karena saat itu saya harus mengajar, saya minta tolong kepada Bu Tari supaya sekolah mengantar Kamila pulang, kebetulan Mufida, anak sulung kami sedang libur dan suami saya masih di rumah. Saya sampaikan kepada suami dan anak sulung kami kalau Kamila mau diantar pulang. Saya berpesan ke Mufida supaya nanti adik Kamila seluruh tubuhnya di balur dengan jelli teripang mas atau ketimun laut dan diminumkan juga satu sendok makan. Alhamdulillah anak sulungku sudah cukup dewasa, sudah dapat menjaga dan merawat adik-adiknya. Jadi saya dapat mengajar dengan cukup tenang.

Begitu sampai di rumah lagi, langsung kudekati si kecil Kamila yang sedang bermain dengan kakaknya. Aku sentuh badannya, memang agak panas. Aku periksa tubuhnya, terlihat benjolan-benjolan kecil berisi cairan bening di dada dan punggungnya, beberapa di tangan kaki dan muka, ada juga di kulit kepala. Ada juga bintik-bintik merah. Karena aku dan ketiga anakku yang lain pernah terkena cacar air, ibu gurunya baru saja terkena cacar air dan Kamila bercerita, kalau beberapa temannya di sekolah juga terkena cacar air, aku dapat memastikan kalau Kamila terkena cacar air. Kutanyakan kepada anak sulungku Mufida apakah Kamila sudah di balur dengan jelly teripang dan sudah diminumi? Anak sulungku menjawab, sudah. Dan sudah makan juga, hanya tidak mau tidur, maunya main saja. Kulihat memang anakku Kamila tetap ceria, seakan-akan dia gembira dengan penyakitnya. Sepertinya tidak merasakan sakit. Pada waktu tetangga sebelah yang suka dia panggil "Bu de Nur" datang nengok, dengan senangnya dia bercerita kalau dia terkena cacar air sambil memperlihatkan benjolan-benjolan bening sebesar biji jagung di tubuhnya. Membuat Bu de Nur nya tertawa. Begitu juga pada waktu kakak Safananya pulang sekolah.

Karena sudah pengalaman sakit cacar dan sudah pernah merawat tiga anak yang terkena sakit cacar, dan kondisi Kamila yang masih ceria hanya agak hangat tubuhnya saja, juga saran dari tetangga yang sudah pengalaman merawat anak banyak untuk tidak perlu berobat ke dokter cukup dirawat sendiri karena katanya akan sembuh dengan sendirinya dan akan memberikan kekebalan pada tubuh, maka kami putuskan untuk tidak membawa Kamila ke dokter. Kami baluri tubuh Kamila dengan jelli dari teripang mas, juga kami meminumkan 3 x 1 sendok makan sehari untuk menurunkan panas tubuhnya.

Hari Jum'at, saya terpaksa izin untuk tidak mengajar dulu, karena ingin menemani Kamila yang untuk sementara tidak boleh keluar rumah dulu supaya tidak menulari temannya. Kebetulan juga anak sulungku sudah harus kembali ke pondoknya. Sambil menemani Kamila bermain, saya cari-cari informasi tentang cacar air di internet maupun di buku. Terus terang sebelum ini saya merawat anak yang terkena cacar air tanpa informasi yang jelas dan pasti, hanya menurut saran dokter, saudara, teman atau tetangga. Jadi beramal tanpa ilmu. Alhamdulillah, saya dapatkan informasi tentang penyakit cacar air, dari penyebab, cara penularan, gejala-gejala, perawatan, pengobatannya, proses penyembuhannya dan lain-lain. Akhirnya kami mantapkan hati untuk merawat Kamila dengan cara sebagai berikut :
1. Setiap pagi dan sore kami mandikan dan keramasi dengan sabun antiseptik. Selesai mandi kami keringkan tubuhnya dengan handuk pelan-pelan dan lembut.Kami baluri tubuhnya dengan jelli teripang emas. Menjelang tidur malam juga kami baluri.
2. Kami pakaikan baju yang tidak menambah panas/gerah.
3. Kami minumi tiap hari jelli teripang emas 3x 1sendok makan, madu 3 x 1/2 sendok makan dengan 3 tetes minyak habassaudah, kadang juga di tambah sari kurma 1 sendok makan.
4. Kami jaga agar tidak keluar-keluar rumah dulu.
5. Makan dan minum seperti biasa.

Hari Jum'at malam tubuh Kamila sudah tidak panas lagi, hari Sabtu bisul-bisul cacar airnya sudah mulai mengering. Hari Ahad kami berani membawanya menengok kakak Nidanya, anak ketiga kami yang bersama kakak Mufidanya sekolah di pesantren. Walaupun di pesantren tidak kami perbolehkan mendekati dan masuk asrama kakaknya. Hanya kami perbolehkan bermain-main di taman. Hari Kamis kemarin (hari ke delapan) bahkan sudah banyak yang lepas/mengelupas. Hari ini, kalau dilihat secara sepintas tidak terlihat lagi bekas-bekasnya. Alhamdulillah

Ternyata kemarin dari informasi tetangga yang anaknya satu TK dengan Kamila, di kelompok Kamila dari dua belas anak hanya 3 orang yang masuk karena pada terkena cacar air termasuk juga guru kelompoknya.

07 Mei 2009

Gerakan Bangun Pagi

Di tengah maraknya berita tentang hasil pemilu, koalisi partai politik dan pencalonan presiden dan wakil presiden, ada satu tulisan di Harian Republika , hari Sabtu 25 April 2009 yang menarik hati saya. Tulisan dengan judul "Ilmu Politik Bangun Pagi" yang ditulis oleh Dody Susanto, seorang peneliti. Menurut Pak Dody untuk membangun Indonesia itu salah satunya dengan cara jangan lupa bangun pagi. gerakan bangun pagi jika disinergikan dengan gerakan disiplin nasional, akan menumbuhkan semangat baru dan meningkatkan jiwa patriotik, riil berjuang dengan pengabdian tulus kepada negeri dan semangat berkarya untuk negara.

Saya setuju sekali dengan pendapat Pak Dody, akupun mendukung diadakannya Gerakan Bangun Pagi, seperti yang Pak Dody Susanto cetuskan.. Untuk membangun Indonesia tidak harus mencalonkan diri jadi anggota DPR, DPRD, DPD, presiden, wakil presiden, menteri atau pejabat pemerintah (ini sih karena menyadari tak akan ada yang memilih/mencalonkan diriku, hu, hu). Dengan membiasakan diri untuk bangun pagi dan segera beraktivitas kita sudah dapat ikut serta membangun bangsa. Sederhana, praktis, semua dapat melakukan dari bayi sampai kakek nenek, tetapi saya kira hasilnya akan luar biasa, kalau seluruh bangsa Indonesia melakukannya. Dan saya sekarang lagi berlatih untuk bangun pagi, mengikuti suami yang sudah lama melakukan bangun pagi ( pamer ni ye).

Allah berfirman dalam Al Qur'an, surah Al Imron, ayat 14, 15, 16 dan 17 yang artinya :
'Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah- lah tempat kembali yang baik."
"Katakanlah, "Maukah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?"bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Rabb mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya."
"(Yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya Rabb kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka." 
"(Juga) orang yang sabar, orang yang benar , orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya dan yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar."

Dari ayat tersebut di atas dapat kita pahami bahwa Allah mengajarkan kepada kita untuk memohon ampunan pada waktu sebelum fajar. Berarti diajarkan kepada kita untuk bangun sebelum fajar (sebelum shubuh)

Dalam buku "Shahih Fiqih Sunnah Jilid 2", termuat hadist yang artinya 
"Diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw tidaklah menjaga shalat-shalat nafilah lebih dari pada menjaga dua rakar fajar."(HR Al Bukhari dan Muslim)
"Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya (shalat sunnah fajar)."(HR Al Bukhari)
"Riwayat dari Aisyah ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda,"Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia berikut segala isinya."(HR Muslim dan At Tirmidzi)
"Hadist Aisyah ra, ia berkata, "Mereka para wanita mukminat shalat shubuh bersama Rasulullah saw dengan melilitkan selimut. Kemudian setelah selesai shalat, mreka pulang ke rumah dan tak seorangpun mengetahui siapa mereka karena ghalas (terang waktu shubuh masih tercampur dengan gelapnya malam)."(HR Al Bukhari dan Muslim)

Dari hadist-hadist di atas dapat kita ketahui bahwa Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat sunnah fajar (shalat sunnah sebelum melaksanakan shalat subuh. Berarti Rasulullah saw memberi tuntunan juga kepada kita untuk bangun sebelum waktu shubuh.

Dalam buku "Smart Healing", tulisan dr Mohammad Ali Thoha Assegaf, ditulis bahwa "Penelitian kedokteran terbaru menyimpulkan bahwa bangun 1/3 malam terakhir yang diikuti shalat tahajjud akan memperbaiki kekebalan tubuh, melatih kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap irama sirkadian.Kemudian dalam buku "Cara Nabi saw Mendidik Anak", tulisan Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid tertulis bahwa udara segar di waktu fajar akan menghidupkan dan memberi kesegaran pada sel-sel tubuh, yang menyebabkan mampu melawan berbagai macam penyakit. Orang yang menghirup udara segar pada waktu itu ketika melaksanakan shalat tanpa disadari akan menjadi imun terhadap penyakit.Dalam buku ini termuat juga riwayat Ibnu Abbas ra ketika melihat anaknya masih tertidur di waktu subuh, ia berkata, "Bangun, apakah engkau ingin tetap tertidur pada waktu pembagian rezeki." Dimuat juga hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, yaitu bahwa rasulullah saw berkunjung ke rumah Fatimah ra pada waktu pagi. Pada saat itu beliau saw mendapatkan putrinya sedang tidur. Kemudian Beliau saw membangunkannya seraya bersabda kepadanya, "Bangunlah, lalu saksikan rezeki Rabb mu."

Math of The Day


Widgets and Templates

Bermain Sudoku.... Siapa Takut..?

Belanja...? Klik saja...